Pada
artikel sebelumnya, kita telah membahas Tasybih dan rukun-rukunnya. Tasybih sendiri diartikan sebagai
gaya bahasa untuk membandingkan. Pada postigan kali ini, kita akan membahas
jenis-jenis tasybih. Pada dasarnya terdapat banyak jenis-jenis tasybih dan
diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok. Nah, pada kesempatan kali ini, kita
akan mengkaji mengenai jenis tasybih berdasarkan rukun-rukunnya.
Dilihat
dari segi rukunnya, tasybih dibedakan kedalam lima kelompok, yaitu: tasybih
mursal, tasybih muakkad, tasybih mufashshal, tasybih mujmal, dan tasybih
baligh.
1.
Tasybih Mursal
Tasybih
mursal diartikan sebagai tasybih yang disebutkan adat tasybih (atau alat/huruf
yang digunakan untuk tasybih).
Contoh:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu
Kal Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
سرنا فى
ليل بهيم كأنه البهر ظلاما و ارهابا
Sirna fi
lailin bahiimin kaannahul bahru tzalaman wa irhaban.
Kami
berjalan pada suatu malam gelap gulita, malam itu bagaikan laut dalam hal gelap
dan menakutkannya.
Dalam dua
contoh di atas, terdapat adatut tasybih berupa huruf ك dan كأن. Dua huruf ini
merupakan adatut tasybih. Sehingga, jika terdapat kalimat atau uslub yang
menampilkan adatut tasybihnya, maka dapat dikatakan bahwa kalimat tersebut
termasuk tasybih mursal.
Lihat Juga: Nasehat Aa Gym
Lihat Juga: Nasehat Aa Gym
2.
Tasybih Mufashshal
Tasybih
mufashshal adalah pembagian tasybih dilihat dari wajhus syibhi nya. Tasybih
mufashshal ini diartikan sebagai tasybih yang dituliskan wajhu syibhi atau
sifat yang melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan.
Contoh:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu
Kal Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
Nah, pada
contoh ini terdapat wajhusy syibhi yaitu الشجاعة. Kenapa dikatakan wajhusy
syibhi, karena kata sifat ini melekat pada kata ahmaddan asad atau
melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan.
قلبه
كالهجارة قسوة
Qalbuhu
kal hijaarati qaswatan.
Pada
contoh kedua ini kata قسوة melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan
dalam hal ini qalbun dan hijarah.
3.
Tasybih Muakkad
Tasybih
muakkad adalah pembagian tasybih dilihat dari adat tasybihnya. Tasybih muakkad
adalah kebalikan dari tasybih mursal atau tasybih muakkad adalah tasybih yang
dihilangkan adat tasybihnya.
Contoh:
العلم
نورفى الهداية
Al `Ilmu
Nuurun fil hidayah.
Ilmu itu
bagaikan cahaya dalam memberi petunjuk.
Pada
kalimat ini tidak terdapat huruf ك dan كأن sebagai huruf yang bertujuan untuk
menyerupakan. Meski demikian, hal ini dibenarkan dan dinamakan sebagai tasybih
muakkad.
4. Tasybih
Mujmal
Tasybih
mujmal adalah pembagian tasybih dilihat dari wajhu syibhinya. Tasybih mujmal
adalah kebalikan dari tasybih mufashshal atau tasybih mujmal adalah tasybih
yang tidak disebutkan wajhu syibhinya.
Contoh:
الوقت
كالشيف
Al-Waqtu
Kasysyaifi
Waktu itu
bagaikan pedang
Dalam
kalimat ini, tidak disebutkan wajhu syibhi atau sifat yang melekat kepada
kata waqtu maupun syaif.
5.
Tasybih Baligh
Tasybih
balik adalah gabungan dari tasybih muakkad dan mujmal. Artinya, tasybih baligh
ini adalah tasybih yang tidak disebutkan adatut tasybih dan wajhusy syibhinya.
Contoh:
انت نور
فوق نور
Anta
nuurun fauqo nurin
Engkau
bagaikan cahaya di atas cahaya.
Pada
contoh di atas tidak disebutkan adat tasybih (huruf untuk membandingkan) dan
tidak disebutkan pula wajhu syibhi atau sifat yang melekat pada kata nuurun
maupun anta.
Kesimpmpulannya,
dalam hal rukun tasybihnya, tasybih dibedakan berdasarkan hal berikut:
- Berdasarkan adatu tasybih: Tasybih Mursal dan
Tasybih Mufashshal
- Berdasarkan wajhusy syibhi: Tasybih Muakkad dan
Tasybih Mujmal
- Tasybih Baligh.
Buka Juga: Pengertian
Tamyiz dalam Bahasa Arab
Dan bisa
saja memungkinkan terjadi dua jenis tasybih dalam satu kalimat. Contohnya
seperti berikut:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu
Kal Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
Selain
disebutkan adat tasybih (huruf Kaf) sehingga termasuk tasybih mursal serta
disebutkan pula wajhu syibhinya (Syajaah)sehingga termasuk tasybih muakkad.
Dengan demikian tasybih ini dapat dikatakan sebagai tasybih mursal muakkad.
Demikian pula dengan jenis tasybih yang lainnya. Kecual tasybih baligh, dia
akan berdiri sendiri.
Demikianlah
sedikit ulasan mengenai jenis-jenis tasybih ini, semoga dapat membantu kita dalam
belajar bahasa arab. Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya.
Macam-Macam Tasybih. Pada artikel sebelumnya, kita telah
membahas Tasybih dan rukun-rukunnya. Tasybih sendiri diartikan sebagai
gaya bahasa untuk membandingkan. Pada postigan kali ini, kita akan membahas
jenis-jenis tasybih. Pada dasarnya terdapat banyak jenis-jenis tasybih dan
diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok. Nah, pada kesempatan kali ini, kita
akan mengkaji mengenai jenis tasybih berdasarkan rukun-rukunnya.
Dilihat
dari segi rukunnya, tasybih dibedakan kedalam lima kelompok, yaitu: tasybih
mursal, tasybih muakkad, tasybih mufashshal, tasybih mujmal, dan tasybih
baligh.
1.
Tasybih Mursal
Tasybih
mursal diartikan sebagai tasybih yang disebutkan adat tasybih (atau alat/huruf
yang digunakan untuk tasybih).
Contoh:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu
Kal Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
سرنا فى
ليل بهيم كأنه البهر ظلاما و ارهابا
Sirna fi
lailin bahiimin kaannahul bahru tzalaman wa irhaban.
Kami
berjalan pada suatu malam gelap gulita, malam itu bagaikan laut dalam hal gelap
dan menakutkannya.
Dalam dua
contoh di atas, terdapat adatut tasybih berupa huruf ك dan كأن. Dua huruf ini
merupakan adatut tasybih. Sehingga, jika terdapat kalimat atau uslub yang
menampilkan adatut tasybihnya, maka dapat dikatakan bahwa kalimat tersebut
termasuk tasybih mursal.
Lihat Juga: Nasehat Aa Gym
Lihat Juga: Nasehat Aa Gym
2.
Tasybih Mufashshal
Tasybih
mufashshal adalah pembagian tasybih dilihat dari wajhus syibhi nya. Tasybih
mufashshal ini diartikan sebagai tasybih yang dituliskan wajhu syibhi atau
sifat yang melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan.
Contoh:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu Kal
Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
Nah, pada
contoh ini terdapat wajhusy syibhi yaitu الشجاعة. Kenapa dikatakan wajhusy
syibhi, karena kata sifat ini melekat pada kata ahmaddan asad atau
melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan.
قلبه
كالهجارة قسوة
Qalbuhu
kal hijaarati qaswatan.
Pada
contoh kedua ini kata قسوة melekat pada kata pembanding dan yang dibandingkan
dalam hal ini qalbun dan hijarah.
3.
Tasybih Muakkad
Tasybih
muakkad adalah pembagian tasybih dilihat dari adat tasybihnya. Tasybih muakkad
adalah kebalikan dari tasybih mursal atau tasybih muakkad adalah tasybih yang
dihilangkan adat tasybihnya.
Contoh:
العلم
نورفى الهداية
Al `Ilmu
Nuurun fil hidayah.
Ilmu itu
bagaikan cahaya dalam memberi petunjuk.
Pada
kalimat ini tidak terdapat huruf ك dan كأن sebagai huruf yang bertujuan untuk
menyerupakan. Meski demikian, hal ini dibenarkan dan dinamakan sebagai tasybih
muakkad.
4.
Tasybih Mujmal
Tasybih
mujmal adalah pembagian tasybih dilihat dari wajhu syibhinya. Tasybih mujmal
adalah kebalikan dari tasybih mufashshal atau tasybih mujmal adalah tasybih
yang tidak disebutkan wajhu syibhinya.
Contoh:
الوقت
كالشيف
Al-Waqtu
Kasysyaifi
Waktu itu
bagaikan pedang
Dalam
kalimat ini, tidak disebutkan wajhu syibhi atau sifat yang melekat kepada
kata waqtu maupun syaif.
5.
Tasybih Baligh
Tasybih
balik adalah gabungan dari tasybih muakkad dan mujmal. Artinya, tasybih baligh
ini adalah tasybih yang tidak disebutkan adatut tasybih dan wajhusy syibhinya.
Contoh:
انت نور
فوق نور
Anta
nuurun fauqo nurin
Engkau
bagaikan cahaya di atas cahaya.
Pada
contoh di atas tidak disebutkan adat tasybih (huruf untuk membandingkan) dan
tidak disebutkan pula wajhu syibhi atau sifat yang melekat pada kata nuurun
maupun anta.
Kesimpmpulannya,
dalam hal rukun tasybihnya, tasybih dibedakan berdasarkan hal berikut:
- Berdasarkan adatu tasybih: Tasybih Mursal dan
Tasybih Mufashshal
- Berdasarkan wajhusy syibhi: Tasybih Muakkad dan
Tasybih Mujmal
- Tasybih Baligh.
Dan bisa
saja memungkinkan terjadi dua jenis tasybih dalam satu kalimat. Contohnya
seperti berikut:
أحمد كا
لأسد فى الشجاعة
Ahmadu
Kal Asadi Fisy Syajaati
Ahmad
bagaikan singa yang berani.
Selain
disebutkan adat tasybih (huruf Kaf) sehingga termasuk tasybih mursal serta
disebutkan pula wajhu syibhinya (Syajaah)sehingga termasuk tasybih muakkad.
Dengan demikian tasybih ini dapat dikatakan sebagai tasybih mursal muakkad.
Demikian pula dengan jenis tasybih yang lainnya. Kecual tasybih baligh, dia
akan berdiri sendiri.
Demikianlah
sedikit ulasan mengenai jenis-jenis tasybih ini, semoga dapat membantu kita dalam
belajar bahasa arab. Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar