Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada
Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. Daging
hewan kurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami
kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli.
Saking pentingnya penyembelihan hewan kurban ini sampai Rasululullah saw
menyatakan bahwa siapa saja yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk membeli
seekor kambing) lalu tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat
kami. Juga sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari Raya Adha yang
lebih dicintai Allah, selain mengalirkan darah hewan (maksudnya : menyembelih
hewan kurban).
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau tanggal 11, 12 sampai
dengan tanggal 13. Ketiga hari terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang
berarti “hari yang berlimpah dengan daging”.
Penyembelihan tidak boleh dilakukan sebelum
pelaksanaan shalat Idul Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan
Muslim, Rasululullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban
sebelum shalat maka harus menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barang
siapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah (sesudah shalat) dan sebutlah
nama Allah.”
Setelah disembelih, daging hewan langsung diberikan
kepada golongan fakir miskin yang mungkin dalam kesehariannya tidak mempunyai
kemampuan untuk mengkonsumsi daging, karena di luar jangkauan daya beli mereka.
Apabila di daerah orang yang berkurban masyarakatnya sudah terbiasa
mengkonsumsi daging, maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah
yang betul-betul membutuhkannya.
Adapun hewan kurban yang disembelih, jika memiliki
keleluasaan dana maka hendaknya yang jantan, yang gemuk dan bertanduk,
sebagaimana kurban yang dilakukan oleh Rasululullah saw. Apabila tidak, maka
yang menjadi syarat hewan kurban adalah tidak termasuk salah satu dari kategori
yang empat.
Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat
Imam Ahmad dan Imam yang empat serta disahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn
Ribban, Rasululullah bersabda, Empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat
untuk dijadikan hewan kurban, pertama: hewan buta (sebelah) yang jelas butanya.
Kedua, Binatang sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya. Ketiga: Binatang yang
pincang, yang jelas pincangnya. Keempat: Binatang yang sudah tua yang tidak
bersum-sum.”
Hikmah Kurban Pada Hari Raya Idul Adha
Menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Haji adalah
juga untuk menghidupsuburkan salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Nabiyullah
Ibrahim AS yang mendapatkan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya
yang sangat dicintainya, yaitu Nabiyullah Ismail AS, yang karena ketundukkannya
kemudian Allah menggantikan dirinya dengan menyembelih seekoor kibasy (domba)
yang terus berlanjut sampai akhir zaman, sebagaimana diungkapkan kisahnya dalam
Al Quran surat Ash-Shaffat (37) ayat 102-111.
Sesungguhnya masih banyak hikmah yang dapat dipetik
dari teladan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS ini. kepada kita yang bentuk
syukurnya mewujud dalam prosesi ritual pelaksanaan syariat-Nya.
Allah berfirman dalam Q.S.22:36: “Dan telah kami
jadikan untuk kamu unta-unta (binatang ternak) itu sebahagian dari syiar Allah.
Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah
ketika menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan tidak terikat). Kemudian
apabila telah roboh (mati) maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur.”
Selain itu kurban adalah bentuk taqarrub (usaha
mendekatkan diri) kepada Allah SWT karena kasih sayang kita pada sesama
manusia, terutama pada golongan fakir miskin yang membutuhkannya. Mudah-mudahan
dengan kegiatan ini hubungan batin dan persaudaraan antara golongan yang
berkecukupan dengan golongan yang berkekurangan akan terjalin. Menyayangi
sesama manusia pada hakekatnya mengundang rahmat dan kasih sayang dari Allah
SWT dan seluruh makhluk-Nya yang ada di langit.
Rasululullah saw bersabda, “Sayangilah oleh kamu
sekalian sesama manusia yang ada di muka bumi, maka pasti akan menyayangi kepad
kamu makhluk yang ada di langit.” Berkurban juga menghidupsuburkan salah satu
sunnah yang telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang kemudian
berlanjut abadi sampai akhir zaman, sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran
surat AshShaffat (37) 102-111:
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai pada umur
sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
apa pendapatmu”.
Ismail menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu: Insya Allah kamu akan mendapatkanku termasuk
orang-orang yang sabar.”
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami
panggil dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian nyata. Dan kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang
baik) di kalangan orang-rang yang datang kemudian, yaitu kesejahteraan
dilimpahkan atas Ibrahim.”
Sebagaimana ummat Rasululullah saw, kaum muslimin
diperintahkan mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya,
“Katakanlah : Benarlah apa difirmankan Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang
lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik” (Q.S.3:95).
Karena itu jika Anda memiliki keleluasaan materi,
marilah kita syiarkan Hari Raya Haj ini dengan penyembelihan hewan kurban.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar