Sabtu, 24 Agustus 2019

KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019M Oleh : Isro, M.Ag.




KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019M
Oleh : Isro, M.Ag.


Allaahu akbar 9x, laa illaa ha illallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyiral Muslimin  Rahimakumullah!
Hari ini kita umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul adha 1440 H. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan manusia kepada Allah SWT. Kita merasa bersyukur masih bisa berjamaah dlm mesjid yg mulia ini untuk menuanaikan sholat idil adha dalam keadaan aman, sehat wal afiat, banyak saudara kita yang tidak bisa berjamaah seperti kita karena tidak aman seperti saudara kita yang ada di palestina, rohingya bahkan di checnya, juga ada yang tidak bisa bersama kita disini karena sudah pergi menemui Alloh swt.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Waktu begitu singkat dan cepat berlalu, idul adha tahun kemarin masih segar dalam ingatan kita, pagi hari ini kita sudah melaksanakannya lagi, namun apakah usia kita setahun kemarin kita bisa memanfaatkannya. Di awal khutbah ini saya akan membacakan pesan tentang waktu dari alm. KH. HAMKA lewat syairnya:
Waktu berlalu begitu halus... Menipu kita yang terlena...  Belum sempat 'Berdzikir Pagi' tahu-tahu hari 'Sudah Menjelang Siang', Belum sempat 'Bersedekah Pagi', tak terasa 'Matahari Sudah Meninggi'... Rencana jam 9 mau 'Shalat Dhuha', tiba-tiba 'Adzan Dzuhur' sudah terdengar... inginnya setiap pagi membaca '1 Juz ayat-ayat Al-Qur'an', menambah hafalan 'Satu Hari Satu Ayat', tapi yaa itu 'Hanya Kepingin' saja...   Komitmen tidak akan melewatkan malam kecuali dengan 'Tahajud dan Witir', sekalipun hanya '3 Raka'at Singkat', namun semua itu 'Hanya Sebuah Rencana'...  Akan terus beginikah Nasib Hidup menghabiskan umur???... 'Berhura-hura Dengan Usia'???... Lalu tiba-tiba masuklah Usia di angka 30, sebentar kemudian menjadi 40, tak lama terasa sudah menjadi 50, dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..." pertanda kita sudah tua dan cucu-cucu kita pun sudah di SD, SMP..
Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ??? ... 😕
Astaghfirullah… Ternyata Tak Seberapa
, Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'... Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi kurang begitu bagus... Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq...😨
Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut...???. Tambahkan usia kami ya Allah, kami Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajal kami...😩
Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ???... Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk Siap bertemu sang kholik???...
Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena...
Maka benar sabda engkau wahai Rosulullah:  
ni’matani magbunun fihima katsirun minanasi: assihati wal farogh. "Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat & waktu luang". Waktu berlalu begitu halus, tak terasa skrng sudah idul adha  tahun  1440H.Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untuk ibadah PadaMu. Aamiin YRA....
Ma’asyiral Muslimin  Rahimakumullah!
 Iedul adha tidak bisa dipisahkan dari kisah Nabi Ibrohim AS dan putrnya Ismail AS, Dalam dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam al-Qur’an:

 “Wahai anak kandungku, sibiran tulang cahaya mata dan buah hatiku!, sesungguhnya ayah melihat dalam mimpi bahwa saya akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa yang akan menjadi keputusanmu”.
Ismail sebagai anak yang soleh, patuh dan taat kepada orang tua yang melahirkan dan membesarkannya, sepontanitas menjawab:
 “Wahai ayahku yang tercinta, laksanakanlah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu. Insya Allah, ayahanda akan menyaksikan sendiri bahwa ananda sabar serta tabah menghadapi ujian itu”.
Dalam suasana peristiwa yang sangat mengharukan itu, dan detik-detik yang amat menegangkan, sebagaimana yang kita malumi bersama bahwa bukanlah Ismail yang tersembelih, karena dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah, tiba-tiba Ia mengganti dengan seekor kibas besar yang dibawa oleh malaikat, seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an: Wa fadaināhu bidzib-ḥin 'adhīm.  “Dan Kami tebus dia yaitu Ismail dengan suatu sembelihan yang besar”.
Hadirin  jama’ah id rahimakumullah.                              
Demikianlah prolog sejarah berqurban, maka sebagai epilog dari peristiwa penting itu, Allah Swt, mensyariatkan umat yang mampu supaya melaksanakan qurban setahun sekali pada hari raya idul adha.

Ibadah  haji tidak bisa dilepaskan dari keistimewaan Nabi Ibrohim AS, ada 3 keistimewaan nabi Ibrohim yang tidak dimiliki oleh Nabi dan manusia lainya; pertama, nabi ibrohim menemukan Tuhan melalui pencarian dan pengalaman ruhaninya. Kedua, melalui beliaulah kebiasaan mengorbankan manusia sebagai sesaji dan tumbal ditiadakan. Ketiga, Nabi ibrohim satu-satunya Nabi yang diperlihatkan bagaimana Alloh SWT menghidupkan yang mati.
Hadirin Jamaah id yang dimulyakan Alloh, salah satu napak tilas dalam berhaji adalah ihrom.
Ketika ihrom, pakaian kita ditanggalkan dan hanya berupa selembar kain putih  yg dikenakan. Pakaian dapat melahirkan perbedaan, status sosial dan  pengaruh psykologis. Mengenakan pakaian ihrom berarti menangalkan segala macam perbedaan  dan menghapus keangkuhan karena  status sosial. Pakaian ihrom melambangkan persamaan derajat bahkan mengingatkan kita bahwa saat kita kembali kepadanya hanya membawa selembar kain kafan.
Ketika thowaf kita mengeliligi ka’bah, ka’bah merupkan lambang dari wujud dan keesaaan Alloh swt, thowaf melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas dari-Nya.
Sa’i memiliki arti usaha, yang merupakan  lambang dari  usaha mencari kehidupan duniawi,  siti hajar, ibundanya Ismail AS lari-lari kecil  dari bukit shofa yang  berati suci dan marwah berati  sifat ideal manusia,  ini berati usaha apapun harus dilakukan dengan hati yang suci  dan bersih yang merupakan  sifat ideal manusia. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer,  siti hajar melakuknnya dengan hati ikhlas tanpa merasa kepayahan.
Ketika dipadang arofah yang berarti pengenalan atau pengakuan, kita diharapkan mengenal jati dirinya, menyadari kesalahannya dan bertaubat dari semua dosa-dosanya serta menyadari keagungan Alloh Swt.
Hadirin Jamaah id yang dimulyakan Alloh.
Para ulama mengatakan bahwa  kita melaksanakan ibadah haji, sebenarnya meninggalkan pekerjaan, keluarga, harta dan tetangga untuk pergi menuju rumah Alloh yang disebut  baitulloh. Haji merupakan gladi resik (latihan)  untuk kembali kepada  Alloh swt.  Haji adalah  latihan kematian kita, karena kita meninggalkan tanah air, keluarga, tetangga, pekerjaan dan harta, dengn niat yang satu yaitu menemui Alloh Swt.
Bagaimana dengan kita yang belum mampu berhaji ke baitulloh, ada sebuah riwayat yang bisa menjadi pelipur hati; dulu ada rombongan kaum muslimin menemui  Nabi  SAW dan memberitahukan bahwa ada temannya yang selalu khusyu’ beribadah dan   terus menerus berada  di baitulloh, lalu Nabi Saw bertanya siapa yang mengurus keluarga, anak dan isterinya? mereka menjawab, ya kami yang merawatnya wahai Rosululloh, mendengar hal ini Rosululloh berkata; kamu lebih baik darinya, dia  bisa khusyu beribadah  karena keluarga, anak  dan isterinya diurus oleh kalian.
Bagi kita yang belum berkesempatan berhaji banyak ladang pahala, diantaranya berpuasa pada hari tarwiyah dan arofah sambil banyak berdoa, adapun doa-doa nya, yaitu:
Ya Alloh berilah kesehatan, kekuatan, kemudahan bagi saudara-saudara kami yang sedang berkunjung ke rumhMu ya robb, anugrahkanlah kepada kami untuk bisa meyusul ditahun berikutnya untuk berkunjung ke rumahmu ya robb.
Ya Allah Ampukanlah kami Ya Allah, Hingga tiada lagi sedikitpun dosa kami Ya Allah
Andai diantara kami ada yang sedang bersedih Ya Allah, gembira dan ceriakan hidupnya ya Allah, Jika ada yang sakit sembuhkan semua penyakitnya Ya Allah
Jika ada yang menanggung keaiban tutuplah aibnya ya Sattarul-Uyub
Jika ada yang menanggung beban piutang, rezekikan padanya rezeki yang halal lagi barakah Ya Allah, limpahkanlah rezekinya Hingga selesai kewajibannya, dapat pula  berzakat,
berwakaf, berinfak dijalan yang engkau ridai, Ya Allah, Andai dia punya Hajat dan permintaan padamu Kabulkanlaah permintaanya Ya Allah
Ya allah ya rahman ya Rahim, ampunkan seorang ibu yang telah mengandung kami selama 9 bulan 10 hari  Ya Allah, Wanita itu telah melahirkan kami hingga nyawa taruhannya ya Allah, tumpah darahnya ya allah, bercucuran air matanya menahan sakit dan derita, itulah ibu kami ya allah, pada hari ied yang agung ini, Ampunkan ibu yang tidak pernah kenyang makan minumnya karena mengenyangkan kami, Ampunkan ibu yang tidak pernah lelap tidurnya, karena menyenyakkan tidur kami Ya Allah, Ampunkan ibu yang tangan lembutnya selalu mengusap rambut dan juga wajah kami Ya Allah, hari ini wajahnya nampak urat urat tua, ketikerdayaanya persis seperti kami masih bayi  ya allah
Ya allah ampukan pula seorang lelaki yang dibin dan bintikan nama kami dengan namanya itulah ayah kami ya Allah, manusia pertama yang mengajarkan kami Asyhadu alla ilaaha illallah Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah, Ampunkan Ayah yang air matanya hanya untukmu ya alloh, Resah gelisahnya hanya diceritakan kepadamu ya allah, Cape dan lelahnya hanya engkau yang tahu, ya allah, sehatkanlah mereka, panjangkan umur dalam kebaikan, keimanan dan ketakwaan ya arhamarrahimin, andai kata engkau ingin ambil mereka berdua dari kami, jangan engkau sakiti mereka ya allah, jangan sakaratulmaot itu membebankan mereka ya allah, seperti mereka selalu mendoakan kami, lembutkanlah urusan itu ya latif ya rohim,  andai mereka telah pergi bertemu denganmu, lapangkanlah kuburan mereka ya allah, pindahkan mereka dari kegelapan liang lahad ke dalam surgamu yang luas, karuniakan mereka nikmat yang abadi, rabana taqabbal minna innaka antas samiul alim, wa tub alayna ya maulana innaka antat tawabur rahim.
Barokallohu liwalakum fil qurnil adhim, wa nafaani wa iyyakum bima fihi minal ayati  wa dikril hakim wa  taqobal minni wa minkum tilawatahu,innahu huwas samiul  aliim.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar