PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
dan Menyenangkan)
Oleh : Isro, M.Ag.
Sampai saat ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk
mengembangkan metode-metode dan model-model pembelajaran yang baik dan efektif
untuk dapat membantu guru daam menyampaikan ilmu-imunya kepada siswanya. Pengebangan ini telah dilakukan sejak dulu hingga
sekarang secara kontinyu dan terus menerus, mengikuti perkembangan teknologi
dan juga permasalahan-permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan.
Salah satu
pendekatan pembelajaran yang dianggap bagus dan layak untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran adalah PAIKEM, singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Di era kontemporer ini, PAIKEM
sangat dianjurkan mengingat semakin kompleksnya permasalahan di dunia
pendidikan dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan kepada guru dalam
menyukseskan pembelajaran di sekolah ataupun para dosen di universitas.
Pelatihan-pelatihan
tentang PAIKEM-pun juga telah banyak diadakan dalam rangka meningkatkan
kualitas guru/dosen. PAIKEM kini telah menjadi salah satu bagian dari usaha
sebuah unit pendidikan dalam meningkatakan kualitas pembelajarannyaSelain itu,
yang paling mendasar tujuan penerapan PAIKEM adalah agar siswa-siswa
menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, lebih enjoy
dalam belajar dan tentu saja menjadi lebih bisa menyerap materi pembelajaran
yang diberikan. Dapat dikatakan, intinya penerapan PAIKEM merupakan hal yang
sangat penting dan harus dipahami dengan baik oleh semua guru serta harus dapat
diterapkan secara benar.
Namun pada kenyataanya, belum semua guru ataupun para penggiat pendidikan
memahami dengan sebenarnya pendekatan PAIKEM ini, oleh sebab itu, saya mencoba
membantu untuk memberikan pemahaman tentang PAIKEM yang lebih konprehensif dan
mudah untuk dipelajari melalui artikel berikut.
- Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari
model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan
dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan
tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif
sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik
diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya
saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau
kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula
dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga
siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM =
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan
metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru
menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai
wawasan yang luas akan tergambar dengan cara bagaimana seorang guru
menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang
mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih
(diskriminatif), performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam
berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa
sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang
dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin
tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang
miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal –
terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
b. Mengenal anak
secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga
yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil
secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini
dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang
d. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
e. Mengembangkan ruang kelas
sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal
yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan
yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram
g. Memberikan umpan balik
yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka
h. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan
tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM’ (Agustina, 2008).
- Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?
Salah satu yang dapat dilakukan guru
adalah mengajar dengan pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan menyenangkan
(PAIKEM). Banyak metode mengajar yang dapat di “paikemkan” sebenarnya. Terserah
gurunya mengajar dengan model, metode, strategi apa, tapi dalam melaksanakan di
kelas guru melakukannya dengan paikem. Di era globalisasi sekarang mestinya
guru dapat mengajar dengan lebih menyenangkan, dan tidak zamannya guru mengajar
jaim dan jumawa, sok menjaga wibawa, memperlihatkan performance sedemikian rupa
sehingga siswa akan sangat segan (baca:takut) kepadanya, (jangankan menegur
dengan sopan melirik saja mungkin siswa tidak berani), saya pikir sekarang
siswa justru lebih menghargai kepada guru yang bersahabat, ramah, dan tentu
saja akan lebih sangat dihargai lagi jika guru tersebut cerdas dalam bidangnya
dan cerdas dalam mengelola kelas. Bagaimana caranya guru bisa membuat siswa
tertarik untuk belajar dengannya dan akan ‘rindu’/menanti –nanti datangnya jam
belajar pelajaran itu lagi. Tidak malah sebaliknya siswa akan sakit perut jika
mengingat akan bertemu dengan pelajaran dan guru tersebut
Pada dasarnya belajar mengajar merupakan
suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru,
tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, bila
menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Belajar pada intinya tertumpu pada
kegiatan memberi kemungkinan kepada siswa agar terjadi proses belajar yang
efektif agar dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan.
Dalam sejarah pendidikan di negara kita,
dalam kurun waktu yang lama pendidikan digunakan “penguasa” untuk melestarikan
sistem dan nilai yang menguntungkan mereka. Cukup lama siswa dibuat menjadi
korban untuk menjadi “yes people”, manusia penurut. Dalam filsafat klasik itu,
siswa dianggap orang yang belum tahu apa-apa dan mereka harus diberitahu oleh
guru. Dampaknya sistem pembelajaran lebih menekankan guru yang aktif dan siswa
pasif menerima (Suparno, 1997).
Sebaliknya menurut filsafat kontruktivisme,
pengetahuan itu merupakan bentukan siswa yang sedang belajar. Dalam hal ini
guru tidak dapat memaksakan “pengetahuannya” kepada siswa. Pembelajaran lebih
menekankan pada bagaimana membantu siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan
mereka dan bukan bagaimana memaksa siswa menerima segala sesuatu yanag
diinformasikan oleh guru. Dalam pendekatan ini, yang penting bagaimana siswa
menggeluti bahan, mengolah, menganalisis, dan merumuskannya. Pendekatan seperti
ini disebut pendekatan ketrampilan proses dengan prinsip student active
learning. Dalam hal ini Slavin (1994) menyebutkan bahwa “ Learning is
much more than memory for student to really understand and be able to apply
knowledge. They must work to solve problems, to discover things for themselves,
to wrestle with ideas”. Menurut teori ini dalam belajar siswa tidak hanya
menghafal tapi harus memahami (Agustina, 2008).
- Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Menurut Ramadhan (2008), secara garis
besar, penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Siswa terlibat
dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan
berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas
dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan
‘pojok baca’
d. Guru menerapkan
cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
e. Guru mendorong
siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan
yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut
adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam,
misalnya:
Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Berkunjung keluar kelas
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi
kasus
Nara
sumber
Lingkungan
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri.
Menulis
laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
Diskusi
Lebih
banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan anak sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
|
|
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa
sehari-hari.
|
|
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara
terus-menerus
|
|
Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa
angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
a. Guru dan
murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antara keduanya. Guru
dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik juga
berperan sebagai fasilitator.
b. Guru dan
murid dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran. Guru dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam hal: teknik pengajaran, penggunaan
multimetode, pemakaian media, dan guru dapat berperan sebagai mediator bagi
murid-muridnya.
c. Murid merasa senang
dan nyaman dalam pembelajaran, tidak merasa tertekan sehingga proses berpikir
anak akan berjalan normal.
d. Munculnya
pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Sumber:
Agustina,
Rahmi. 2008. Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran PAIKEM. http://cittiami.blogspot.com/2008/04/mensiasati-injury-time-dengan.html. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Herman, 2008. Menjadi
guru favorit Pilihan Siswa. http://hlasrinkosgorobogor
.wordpress.com/2008/11/07/menjadi-guru-favorit-pilihan-siswa/. Diakses tanggal
8 Februari 2009.
Khoiri. 2008. Pembelajaran
Kreatif dengan Peraga. http://www.indopos.co.id/
index.php?act=detail_c&id=325101. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Pararaja,
Arifin. 2008. Metodologi PAKEM. http://smk3ae.wordpress.com/
2008/06/26/metodologi-pakem/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Ramadhan, A.
Tarmizi. 2008. Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Konsep Pembelajaran
PAIKEM ? PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil
pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur
dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: Berpusat pada peserta didik agar
mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran
sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah
mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta
didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya. Pembelajaran terpadu
agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek
kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi
menjadi satu kesatuan. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya
keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik,
potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan
jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal
dan mengembangkan peserta didiknya. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan
terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning)
sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas
diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan
pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Pembelajaran dihadapkan
pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang
kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu
guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan
atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan
pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt) dalam
mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi hambatan,
kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Pembelajaran
dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman
belajar beragam bagi peserta didik. Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir
kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian
ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan
sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual
atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan
masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi
hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat
atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan,
kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen,
pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan
analisis dan pemahaman tingkat tinggi, Dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMP. 2008.
Bahan Sosialisasi KTSP. Jakarta.
Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMA. 2009.
Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif. Bahan Bimbingan Teknis KTSP. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan
Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam
Proses Belajar Menga-jar. Bandung: Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar