KHUTBAH IDUL ADHA 1440
H/2019M
Oleh : Isro, M.Ag.
Allaahu akbar 9x, laa illaa ha illallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah!
Hari ini
kita umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul adha 1440 H. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang
mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia,
dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan
takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan
manusia kepada Allah SWT. Kita merasa bersyukur masih bisa
berjamaah dlm mesjid yg mulia ini untuk menuanaikan sholat idil adha dalam
keadaan aman, sehat wal afiat, banyak saudara kita yang tidak bisa berjamaah
seperti kita karena tidak aman seperti saudara kita yang ada di palestina,
rohingya bahkan di checnya, juga ada yang tidak bisa bersama kita disini karena
sudah pergi menemui Alloh swt.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Waktu begitu singkat dan cepat berlalu, idul adha
tahun kemarin masih segar dalam ingatan kita, pagi hari ini kita sudah melaksanakannya
lagi, namun apakah usia kita setahun kemarin kita bisa memanfaatkannya. Di awal
khutbah ini saya akan membacakan pesan tentang waktu dari alm. KH. HAMKA lewat syairnya:
Waktu berlalu
begitu halus... Menipu kita yang terlena... Belum sempat
'Berdzikir Pagi' tahu-tahu hari 'Sudah Menjelang Siang', Belum sempat
'Bersedekah Pagi', tak terasa 'Matahari Sudah Meninggi'... Rencana jam 9 mau
'Shalat Dhuha', tiba-tiba 'Adzan Dzuhur' sudah terdengar... inginnya setiap
pagi membaca '1 Juz ayat-ayat Al-Qur'an', menambah hafalan 'Satu Hari Satu
Ayat', tapi yaa itu 'Hanya Kepingin' saja... Komitmen tidak akan melewatkan malam kecuali dengan 'Tahajud dan Witir',
sekalipun hanya '3 Raka'at Singkat', namun semua itu 'Hanya Sebuah Rencana'... Akan terus beginikah Nasib Hidup menghabiskan
umur???... 'Berhura-hura Dengan Usia'???... Lalu tiba-tiba masuklah Usia di
angka 30, sebentar kemudian menjadi 40, tak lama terasa sudah menjadi 50, dan
kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..."
pertanda kita sudah tua dan cucu-cucu kita pun sudah di SD, SMP..
Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ??? ... 😕
Astaghfirullah… Ternyata Tak Seberapa, Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'... Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi kurang begitu bagus... Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq...😨
Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut...???. Tambahkan usia kami ya Allah, kami Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajal kami...😩
Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ???... Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk Siap bertemu sang kholik???...
Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena...
Maka benar sabda engkau wahai Rosulullah: ni’matani magbunun fihima katsirun minanasi: assihati wal farogh. "Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat & waktu luang". Waktu berlalu begitu halus, tak terasa skrng sudah idul adha tahun 1440H.Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untuk ibadah PadaMu. Aamiin YRA....
Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ??? ... 😕
Astaghfirullah… Ternyata Tak Seberapa, Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'... Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi kurang begitu bagus... Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq...😨
Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut...???. Tambahkan usia kami ya Allah, kami Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajal kami...😩
Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ???... Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk Siap bertemu sang kholik???...
Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena...
Maka benar sabda engkau wahai Rosulullah: ni’matani magbunun fihima katsirun minanasi: assihati wal farogh. "Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat & waktu luang". Waktu berlalu begitu halus, tak terasa skrng sudah idul adha tahun 1440H.Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untuk ibadah PadaMu. Aamiin YRA....
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah!
Iedul adha tidak bisa
dipisahkan dari kisah Nabi Ibrohim AS dan putrnya Ismail AS, Dalam
dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan
di dalam al-Qur’an:
“Wahai anak kandungku, sibiran tulang cahaya mata dan
buah hatiku!, sesungguhnya ayah melihat dalam mimpi bahwa saya akan
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa yang akan menjadi keputusanmu”.
Ismail sebagai anak yang soleh, patuh dan taat
kepada orang tua yang melahirkan dan membesarkannya, sepontanitas menjawab:
“Wahai ayahku yang
tercinta, laksanakanlah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu. Insya Allah,
ayahanda akan menyaksikan sendiri bahwa ananda sabar serta tabah menghadapi
ujian itu”.
Dalam suasana peristiwa yang sangat mengharukan
itu, dan detik-detik yang amat menegangkan, sebagaimana yang kita ma’lumi bersama bahwa bukanlah Ismail yang tersembelih, karena
dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah, tiba-tiba Ia mengganti dengan seekor
kibas besar yang dibawa oleh malaikat, seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an:
Wa
fadaināhu bidzib-ḥin 'adhīm. “Dan Kami tebus dia yaitu Ismail dengan suatu sembelihan yang
besar”.
Hadirin jama’ah id rahimakumullah.
Demikianlah prolog sejarah berqurban, maka sebagai
epilog dari peristiwa penting itu, Allah Swt, mensyariatkan umat yang mampu
supaya melaksanakan qurban setahun sekali pada hari raya idul adha.
Ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari keistimewaan
Nabi Ibrohim AS, ada 3 keistimewaan nabi Ibrohim yang tidak dimiliki oleh Nabi
dan manusia lainya; pertama, nabi ibrohim menemukan Tuhan melalui pencarian dan
pengalaman ruhaninya. Kedua, melalui beliaulah kebiasaan
mengorbankan manusia sebagai sesaji dan tumbal ditiadakan. Ketiga, Nabi ibrohim
satu-satunya Nabi yang diperlihatkan bagaimana Alloh SWT menghidupkan yang
mati.
Hadirin
Jamaah id yang dimulyakan Alloh, salah satu napak tilas dalam berhaji adalah
ihrom.
Ketika
ihrom, pakaian kita ditanggalkan dan hanya berupa selembar kain putih yg dikenakan. Pakaian dapat melahirkan
perbedaan, status sosial dan pengaruh
psykologis. Mengenakan pakaian ihrom berarti menangalkan segala macam
perbedaan dan menghapus keangkuhan
karena status sosial. Pakaian ihrom
melambangkan persamaan derajat bahkan mengingatkan kita bahwa saat kita kembali
kepadanya hanya membawa selembar kain kafan.
Ketika
thowaf kita mengeliligi ka’bah, ka’bah merupkan lambang dari wujud dan keesaaan
Alloh swt, thowaf melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas
dari-Nya.
Sa’i
memiliki arti usaha, yang merupakan
lambang dari usaha mencari kehidupan
duniawi, siti hajar, ibundanya Ismail AS
lari-lari kecil dari bukit shofa yang berati suci dan marwah berati sifat ideal manusia, ini berati usaha apapun harus dilakukan
dengan hati yang suci dan bersih yang merupakan sifat ideal manusia. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga
perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer, siti hajar melakuknnya dengan hati ikhlas
tanpa merasa kepayahan.
Ketika
dipadang arofah yang berarti pengenalan atau pengakuan, kita diharapkan
mengenal jati dirinya, menyadari kesalahannya dan bertaubat dari semua dosa-dosanya
serta menyadari keagungan Alloh Swt.
Hadirin
Jamaah id yang dimulyakan Alloh.
Para
ulama mengatakan bahwa kita melaksanakan
ibadah haji, sebenarnya meninggalkan pekerjaan, keluarga, harta dan tetangga
untuk pergi menuju rumah Alloh yang disebut
baitulloh. Haji merupakan gladi resik (latihan) untuk kembali kepada Alloh swt.
Haji adalah latihan kematian
kita, karena kita meninggalkan tanah air, keluarga, tetangga, pekerjaan dan harta,
dengn niat yang satu yaitu menemui Alloh Swt.
Bagaimana
dengan kita yang belum mampu berhaji ke baitulloh, ada sebuah riwayat yang bisa
menjadi pelipur hati; dulu ada rombongan kaum muslimin menemui Nabi
SAW dan memberitahukan bahwa ada temannya yang selalu khusyu’ beribadah
dan terus menerus berada di baitulloh, lalu Nabi Saw bertanya siapa
yang mengurus keluarga, anak dan isterinya? mereka menjawab, ya kami yang
merawatnya wahai Rosululloh, mendengar hal ini Rosululloh berkata; kamu lebih
baik darinya, dia bisa khusyu beribadah karena keluarga, anak dan isterinya diurus oleh kalian.
Bagi kita yang
belum berkesempatan berhaji banyak ladang pahala, diantaranya berpuasa pada
hari tarwiyah
dan arofah sambil banyak berdoa, adapun doa-doa nya, yaitu:
Ya Alloh berilah
kesehatan, kekuatan, kemudahan bagi saudara-saudara kami yang sedang berkunjung
ke rumhMu ya robb, anugrahkanlah kepada kami untuk bisa meyusul ditahun
berikutnya untuk berkunjung ke rumahmu ya robb.
Ya Allah Ampukanlah kami Ya Allah, Hingga
tiada lagi sedikitpun dosa kami Ya Allah
Andai diantara kami ada yang sedang
bersedih Ya Allah, gembira dan ceriakan hidupnya ya Allah, Jika ada yang sakit
sembuhkan semua penyakitnya Ya Allah
Jika ada yang menanggung keaiban tutuplah
aibnya ya Sattarul-Uyub
Jika ada yang menanggung beban piutang, rezekikan
padanya rezeki yang halal lagi barakah Ya Allah, limpahkanlah rezekinya Hingga selesai
kewajibannya, dapat pula berzakat,
berwakaf, berinfak dijalan yang engkau
ridai, Ya Allah, Andai dia punya Hajat dan permintaan padamu Kabulkanlaah
permintaanya Ya Allah
Ya allah ya rahman ya Rahim, ampunkan seorang
ibu yang telah mengandung kami selama 9 bulan 10 hari Ya Allah, Wanita itu telah melahirkan kami
hingga nyawa taruhannya ya Allah, tumpah darahnya ya allah, bercucuran air
matanya menahan sakit dan derita, itulah ibu kami ya allah,
pada hari ied yang agung ini, Ampunkan ibu yang tidak pernah kenyang makan
minumnya karena mengenyangkan kami, Ampunkan ibu yang tidak pernah lelap
tidurnya, karena menyenyakkan tidur kami Ya Allah, Ampunkan ibu yang tangan
lembutnya selalu mengusap rambut dan juga wajah kami Ya Allah, hari ini wajahnya
nampak urat urat tua, ketikerdayaanya persis seperti kami masih bayi ya allah
Ya allah ampukan pula seorang lelaki yang
dibin dan bintikan nama kami dengan namanya itulah ayah kami ya Allah, manusia pertama
yang mengajarkan kami Asyhadu alla
ilaaha illallah Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah, Ampunkan Ayah
yang air matanya hanya untukmu ya alloh, Resah gelisahnya hanya diceritakan
kepadamu ya allah, Cape dan lelahnya hanya engkau yang tahu, ya allah,
sehatkanlah mereka, panjangkan umur dalam kebaikan, keimanan dan ketakwaan ya
arhamarrahimin, andai kata engkau ingin ambil mereka berdua dari kami, jangan
engkau sakiti mereka ya allah, jangan sakaratulmaot itu membebankan mereka ya
allah, seperti mereka selalu mendoakan kami, lembutkanlah urusan itu ya latif
ya rohim, andai mereka telah pergi
bertemu denganmu, lapangkanlah kuburan mereka ya allah, pindahkan mereka dari
kegelapan liang lahad ke dalam surgamu yang luas, karuniakan mereka nikmat yang
abadi, rabana taqabbal minna innaka antas samiul alim, wa tub alayna ya maulana
innaka antat tawabur rahim.
Barokallohu liwalakum fil qurnil adhim, wa
nafaani wa iyyakum bima fihi minal ayati
wa dikril hakim wa taqobal minni
wa minkum tilawatahu,innahu huwas samiul
aliim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar