Sabtu, 24 Agustus 2019

KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019M Oleh : Isro, M.Ag.




KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019M
Oleh : Isro, M.Ag.


Allaahu akbar 9x, laa illaa ha illallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Ma’asyiral Muslimin  Rahimakumullah!
Hari ini kita umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul adha 1440 H. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan manusia kepada Allah SWT. Kita merasa bersyukur masih bisa berjamaah dlm mesjid yg mulia ini untuk menuanaikan sholat idil adha dalam keadaan aman, sehat wal afiat, banyak saudara kita yang tidak bisa berjamaah seperti kita karena tidak aman seperti saudara kita yang ada di palestina, rohingya bahkan di checnya, juga ada yang tidak bisa bersama kita disini karena sudah pergi menemui Alloh swt.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
Waktu begitu singkat dan cepat berlalu, idul adha tahun kemarin masih segar dalam ingatan kita, pagi hari ini kita sudah melaksanakannya lagi, namun apakah usia kita setahun kemarin kita bisa memanfaatkannya. Di awal khutbah ini saya akan membacakan pesan tentang waktu dari alm. KH. HAMKA lewat syairnya:
Waktu berlalu begitu halus... Menipu kita yang terlena...  Belum sempat 'Berdzikir Pagi' tahu-tahu hari 'Sudah Menjelang Siang', Belum sempat 'Bersedekah Pagi', tak terasa 'Matahari Sudah Meninggi'... Rencana jam 9 mau 'Shalat Dhuha', tiba-tiba 'Adzan Dzuhur' sudah terdengar... inginnya setiap pagi membaca '1 Juz ayat-ayat Al-Qur'an', menambah hafalan 'Satu Hari Satu Ayat', tapi yaa itu 'Hanya Kepingin' saja...   Komitmen tidak akan melewatkan malam kecuali dengan 'Tahajud dan Witir', sekalipun hanya '3 Raka'at Singkat', namun semua itu 'Hanya Sebuah Rencana'...  Akan terus beginikah Nasib Hidup menghabiskan umur???... 'Berhura-hura Dengan Usia'???... Lalu tiba-tiba masuklah Usia di angka 30, sebentar kemudian menjadi 40, tak lama terasa sudah menjadi 50, dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..." pertanda kita sudah tua dan cucu-cucu kita pun sudah di SD, SMP..
Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ??? ... 😕
Astaghfirullah… Ternyata Tak Seberapa
, Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'... Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi kurang begitu bagus... Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq...😨
Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut...???. Tambahkan usia kami ya Allah, kami Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajal kami...😩
Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ???... Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk Siap bertemu sang kholik???...
Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena...
Maka benar sabda engkau wahai Rosulullah:  
ni’matani magbunun fihima katsirun minanasi: assihati wal farogh. "Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat & waktu luang". Waktu berlalu begitu halus, tak terasa skrng sudah idul adha  tahun  1440H.Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untuk ibadah PadaMu. Aamiin YRA....
Ma’asyiral Muslimin  Rahimakumullah!
 Iedul adha tidak bisa dipisahkan dari kisah Nabi Ibrohim AS dan putrnya Ismail AS, Dalam dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam al-Qur’an:

 “Wahai anak kandungku, sibiran tulang cahaya mata dan buah hatiku!, sesungguhnya ayah melihat dalam mimpi bahwa saya akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa yang akan menjadi keputusanmu”.
Ismail sebagai anak yang soleh, patuh dan taat kepada orang tua yang melahirkan dan membesarkannya, sepontanitas menjawab:
 “Wahai ayahku yang tercinta, laksanakanlah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu. Insya Allah, ayahanda akan menyaksikan sendiri bahwa ananda sabar serta tabah menghadapi ujian itu”.
Dalam suasana peristiwa yang sangat mengharukan itu, dan detik-detik yang amat menegangkan, sebagaimana yang kita malumi bersama bahwa bukanlah Ismail yang tersembelih, karena dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah, tiba-tiba Ia mengganti dengan seekor kibas besar yang dibawa oleh malaikat, seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an: Wa fadaināhu bidzib-ḥin 'adhīm.  “Dan Kami tebus dia yaitu Ismail dengan suatu sembelihan yang besar”.
Hadirin  jama’ah id rahimakumullah.                              
Demikianlah prolog sejarah berqurban, maka sebagai epilog dari peristiwa penting itu, Allah Swt, mensyariatkan umat yang mampu supaya melaksanakan qurban setahun sekali pada hari raya idul adha.

Ibadah  haji tidak bisa dilepaskan dari keistimewaan Nabi Ibrohim AS, ada 3 keistimewaan nabi Ibrohim yang tidak dimiliki oleh Nabi dan manusia lainya; pertama, nabi ibrohim menemukan Tuhan melalui pencarian dan pengalaman ruhaninya. Kedua, melalui beliaulah kebiasaan mengorbankan manusia sebagai sesaji dan tumbal ditiadakan. Ketiga, Nabi ibrohim satu-satunya Nabi yang diperlihatkan bagaimana Alloh SWT menghidupkan yang mati.
Hadirin Jamaah id yang dimulyakan Alloh, salah satu napak tilas dalam berhaji adalah ihrom.
Ketika ihrom, pakaian kita ditanggalkan dan hanya berupa selembar kain putih  yg dikenakan. Pakaian dapat melahirkan perbedaan, status sosial dan  pengaruh psykologis. Mengenakan pakaian ihrom berarti menangalkan segala macam perbedaan  dan menghapus keangkuhan karena  status sosial. Pakaian ihrom melambangkan persamaan derajat bahkan mengingatkan kita bahwa saat kita kembali kepadanya hanya membawa selembar kain kafan.
Ketika thowaf kita mengeliligi ka’bah, ka’bah merupkan lambang dari wujud dan keesaaan Alloh swt, thowaf melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas dari-Nya.
Sa’i memiliki arti usaha, yang merupakan  lambang dari  usaha mencari kehidupan duniawi,  siti hajar, ibundanya Ismail AS lari-lari kecil  dari bukit shofa yang  berati suci dan marwah berati  sifat ideal manusia,  ini berati usaha apapun harus dilakukan dengan hati yang suci  dan bersih yang merupakan  sifat ideal manusia. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer,  siti hajar melakuknnya dengan hati ikhlas tanpa merasa kepayahan.
Ketika dipadang arofah yang berarti pengenalan atau pengakuan, kita diharapkan mengenal jati dirinya, menyadari kesalahannya dan bertaubat dari semua dosa-dosanya serta menyadari keagungan Alloh Swt.
Hadirin Jamaah id yang dimulyakan Alloh.
Para ulama mengatakan bahwa  kita melaksanakan ibadah haji, sebenarnya meninggalkan pekerjaan, keluarga, harta dan tetangga untuk pergi menuju rumah Alloh yang disebut  baitulloh. Haji merupakan gladi resik (latihan)  untuk kembali kepada  Alloh swt.  Haji adalah  latihan kematian kita, karena kita meninggalkan tanah air, keluarga, tetangga, pekerjaan dan harta, dengn niat yang satu yaitu menemui Alloh Swt.
Bagaimana dengan kita yang belum mampu berhaji ke baitulloh, ada sebuah riwayat yang bisa menjadi pelipur hati; dulu ada rombongan kaum muslimin menemui  Nabi  SAW dan memberitahukan bahwa ada temannya yang selalu khusyu’ beribadah dan   terus menerus berada  di baitulloh, lalu Nabi Saw bertanya siapa yang mengurus keluarga, anak dan isterinya? mereka menjawab, ya kami yang merawatnya wahai Rosululloh, mendengar hal ini Rosululloh berkata; kamu lebih baik darinya, dia  bisa khusyu beribadah  karena keluarga, anak  dan isterinya diurus oleh kalian.
Bagi kita yang belum berkesempatan berhaji banyak ladang pahala, diantaranya berpuasa pada hari tarwiyah dan arofah sambil banyak berdoa, adapun doa-doa nya, yaitu:
Ya Alloh berilah kesehatan, kekuatan, kemudahan bagi saudara-saudara kami yang sedang berkunjung ke rumhMu ya robb, anugrahkanlah kepada kami untuk bisa meyusul ditahun berikutnya untuk berkunjung ke rumahmu ya robb.
Ya Allah Ampukanlah kami Ya Allah, Hingga tiada lagi sedikitpun dosa kami Ya Allah
Andai diantara kami ada yang sedang bersedih Ya Allah, gembira dan ceriakan hidupnya ya Allah, Jika ada yang sakit sembuhkan semua penyakitnya Ya Allah
Jika ada yang menanggung keaiban tutuplah aibnya ya Sattarul-Uyub
Jika ada yang menanggung beban piutang, rezekikan padanya rezeki yang halal lagi barakah Ya Allah, limpahkanlah rezekinya Hingga selesai kewajibannya, dapat pula  berzakat,
berwakaf, berinfak dijalan yang engkau ridai, Ya Allah, Andai dia punya Hajat dan permintaan padamu Kabulkanlaah permintaanya Ya Allah
Ya allah ya rahman ya Rahim, ampunkan seorang ibu yang telah mengandung kami selama 9 bulan 10 hari  Ya Allah, Wanita itu telah melahirkan kami hingga nyawa taruhannya ya Allah, tumpah darahnya ya allah, bercucuran air matanya menahan sakit dan derita, itulah ibu kami ya allah, pada hari ied yang agung ini, Ampunkan ibu yang tidak pernah kenyang makan minumnya karena mengenyangkan kami, Ampunkan ibu yang tidak pernah lelap tidurnya, karena menyenyakkan tidur kami Ya Allah, Ampunkan ibu yang tangan lembutnya selalu mengusap rambut dan juga wajah kami Ya Allah, hari ini wajahnya nampak urat urat tua, ketikerdayaanya persis seperti kami masih bayi  ya allah
Ya allah ampukan pula seorang lelaki yang dibin dan bintikan nama kami dengan namanya itulah ayah kami ya Allah, manusia pertama yang mengajarkan kami Asyhadu alla ilaaha illallah Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah, Ampunkan Ayah yang air matanya hanya untukmu ya alloh, Resah gelisahnya hanya diceritakan kepadamu ya allah, Cape dan lelahnya hanya engkau yang tahu, ya allah, sehatkanlah mereka, panjangkan umur dalam kebaikan, keimanan dan ketakwaan ya arhamarrahimin, andai kata engkau ingin ambil mereka berdua dari kami, jangan engkau sakiti mereka ya allah, jangan sakaratulmaot itu membebankan mereka ya allah, seperti mereka selalu mendoakan kami, lembutkanlah urusan itu ya latif ya rohim,  andai mereka telah pergi bertemu denganmu, lapangkanlah kuburan mereka ya allah, pindahkan mereka dari kegelapan liang lahad ke dalam surgamu yang luas, karuniakan mereka nikmat yang abadi, rabana taqabbal minna innaka antas samiul alim, wa tub alayna ya maulana innaka antat tawabur rahim.
Barokallohu liwalakum fil qurnil adhim, wa nafaani wa iyyakum bima fihi minal ayati  wa dikril hakim wa  taqobal minni wa minkum tilawatahu,innahu huwas samiul  aliim.

 

KH. HAMKA berpesan lewat syairnya


Waktu berlalu begitu halus... Menipu kita yang terlena... 
Belum sempat 'Berdzikir Pagi' tahu-tahu hari 'Sudah Menjelang Siang',
Belum sempat 'Bersedekah Pagi', tak terasa 'Matahari Sudah Meninggi'...😑
Rencana jam 9 mau 'Shalat Dhuha', tiba-tiba 'Adzan Dzuhur' sudah terdengar...
Kepinginnya setiap pagi membaca '1 Juz ayat-ayat Al-Qur'an', menambah hafalan 'Satu Hari Satu Ayat', tapi yaa itu 'Hanya Kepingin' saja...  😶
Komitmen tidak akan melewatkan malam kecuali dengan 'Tahajud dan Witir', sekalipun hanya '3 Raka'at Singkat', namun semua itu 'Hanya Sebuah Rencana'...😥
Akan terus beginikah Nasib Hidup menghabiskan umur???...
'Berhura-hura Dengan Usia'???...😔
Lalu tiba-tiba masuklah Usia di angka 30, sebentar kemudian menjadi 40, tak lama terasa sudah menjadi 50, dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..." pertanda kita sudah tua dan cucu-cucu kita pun sudah di SD, SMP...😞
Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ??? ... 😕
Astaghfirullah… Ternyata Tak Seberapa
, Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'...
Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi Rusak Semua...
Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq...😨
Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut...???.😢
Tambahkan usiaku ya Allah, aku Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajalku...😩
Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ???...😓
Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk *Siap Mati???...
Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena...😭
Maka benar katamu wahai Rasul Allah:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : ألصحة والفراغ...
 ni’matani magbunun fihima katsirun minanasi: assihati wal farogh
"Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat &
waktu luang". Waktu berlalu begitu halus, tak terasa skrng sdh tgl  iedul adha 2019.
Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untk ibadah PadaMU. Aamiin aamiin YRA....


Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki…


Aku Rindu Rasulullah
Kita hidup di gunung merindukan pantai…
Kita hidup di pantai merindukan gunung…
Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau?
Diam di rumah pengennya pergi…
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…
Waktu tenang cari keramaian…
Waktu ramai cari ketenangan…
Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…
Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki…
Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki…
Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…
dengan rahmat yang sudah kita miliki…
Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini??
Menutupi telapak tangan saja sulit…
Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI” dengan Daun,
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk…
Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…
Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…
SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…
Karena hidup adalah :
WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan…
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,
Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal. Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang


TAHUN BARU BUKAN SESUATU YANG SPESIAL [Renungan]


TAHUN BARU BUKAN SESUATU YANG SPESIAL"
Yang spesial, bukan jam 12 malam, tapi 1/3 MALAM TERAKHIR.
Yang hebat, bukan menunggu detik-detik pergantian tahun, tapi menunggu AZAN subuh di masjid.
Yang super, bukan begadang berpesta lalu tidur pagi, tapi tidur lebih awal dan BANGUN SUBUH LEBIH AWAL dengan segar.
Yang membahagiakan, bukan menghambur-hamburkan harta dengan pesta pora, tapi SEDEKAH esok di pagi hari lalu dirutinkan di hari-hari selanjutnya.
Yang menjayakan, bukan ikut di keramaian acara tahun baru, tapi BERJAMAAH SUBUH.
Yang luar biasa, bukan mendeklarasikan harapan saat kembang api memuncak, tapi saat sepertiga malam dan kita bisa memanjatkan doa pada-Nya.
Baarakallahu Fiikum.
Gunakanlah waktumu untuk akhirat, sebentar lagi ajal menjemput


Syarat mati tidak harus TUA [Renungan]


Syarat mati tidak harus TUA. - Jangan terpedaya dengan tubuh yang SEHAT, karena syarat mati tidak mesti SAKIT. - Jangan terpedaya dengan HARTA KEKAYAAN, sebab orang kaya pun TIDAK pernah menyiapkan kain kafan buat dirinya meskipun 1 lembar. Teruslah berbuat baik, berniat untuk baik, berkata-kata yang baik. Memberi nasihat yang baik meskipun tidak banyak orang yang kenal denganmu.Bahan renungan untuk kehidupan semoga bermanfaat! Aku tau rezekiku tidak akan di ambil oleh orang lain, karena itu hatiku selalu tenang. Aku tau amalku tidak akan di kerjakan oleh orang lain, karena itu aku selalu sibuk beramal shaleh Aku tau Allah SWT selalu melihatku. Karena itu aku malu jika Allah melihatku sedang dalam keadaan maksiat Dan aku tau kematian itu sudah menungguku.Karena itulah aku selalu menambah bekal, untuk hari pertemuanku dengan Allah SWT. Sahabatku, jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat mati tidak harus tua. Jangan terpedaya oleh tubuh yang sehat, karena syarat mati tak mesti sakit. Jangan terpedaya dengan harta kekayaan sebab si kaya pun tak pernah menyiapkan kain kafan untuk dirinya, meski cuma selembar.Mari terus berbuat baik, berniat baik, berkata-kata yang baik, menasehati yang baik, senang berbagi dan senang menolong.Mari terus berbuat baik, berniat baik, berkata-kata yang baik, menasehati yang baik, senang berbagi dan senang menolong. x

Mengapa Ayah selalu rajin ber doa padahal keadaan ekonomi kita tetap biasa saja


Suatu kali seorang Ayah ditanya oleh anaknya:

"Mengapa Ayah selalu rajin ber doa padahal keadaan ekonomi kita tetap biasa saja? Apa yang Ayah dapatkan dgn seringnya Ayah berdoa secara teratur kepada Allah ?".

Sang Ayah menjawab:

"Tidak ada yg Ayah dapat, malah Ayah banyak kehilangan; tetapi ....... Ayah akan beritahu kepadamu Nak, apa-apa saja yang hilang itu ...".

Ternyata yang hilang adalah:
- Kekuatiran.
- Kemarahan.
- Depresi.
- Kecewa.
- Sakit Hati.
- Kerakusan.
- Ketamakan.
- Kebencian.
- Kesombongan.

"Setiap kali setelah berdoa Ayah selalu kembali menjadi tenang.".

Kadangkala, jawaban atas doa kita tidak selalu tentang "apa yg kita dapat" tetapi justru "apa yg hilang" dari kehidupan kita.

Janganlah selalu mengukur kebaikan Allah dari "apa yang kita dapat" karena terkadang Allah bekerja lewat "apa yang hilang" dari kehidupan kita...

Bismillah yaa ALLOH

RAHASIA HIDUP ZUHUD Imam Hasan Al Basri


RAHASIA HIDUP ZUHUD
Imam Hasan Al Basri ditanya :

Apa rahasia zuhudmu di dunia ini?
Beliau menjawab :
Aku tahu rezeki-ku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku selalu tenang.
Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal soleh.
Aku tahu ALLAH Ta'ala selalu mengamatiku, karena itulah aku malu jika ALLAH melihatku sedang dalam bermaksiat.
Dan aku tahu, kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan ALLAH...
Saudaraku,
Jangan tertipu dengan usia MUDA, karena syarat mati TIDAK harus TUA.
Jangan terperdaya dengan tubuh yang SEHAT, karena syarat mati TIDAK mesti SAKIT.
Jangan terperdaya dengan harta kekayaan, sebab banyak si kaya yang tidak pernah menyiapkan kain kafan buat dirinya, meskipun cuma selembar.
Mari terus berbuat BAIK.
Berniat untuk BAIK.
Berkata yang BAIK.
Memberi nasehat yang BAIK-BAIK.
Meskipun TIDAK banyak orang yang mengenalimu dan tidak suka dengan nasehatmu.
Cukuplah ALLAH yang mengenalimu, lebih daripada orang lain.
Jadilah bagai jantung yang tidak terlihat.
Tetapi terus berdenyut setiap saat, hingga kita terus dapat hidup, berkarya dan menebar manfaat bagi sekeliling kita, sampai diberhentikan oleh-NYA.
Saudaraku,
"Waktu yang kusesali adalah, jika pagi hingga matahari terbenam, 'Amalku tidak bertambah sedikitpun, padahal aku tahu saat ini umurku berkurang". (Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu).
Semoga kita bisa mengamalkannya


Qurban Merupakan Wujud Ketaatan dan Kasih Sayang Sesama


Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. Daging hewan kurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli.
Saking pentingnya penyembelihan hewan kurban ini sampai Rasululullah saw menyatakan bahwa siapa saja yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk membeli seekor kambing) lalu tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami. Juga sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari Raya Adha yang lebih dicintai Allah, selain mengalirkan darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan kurban).
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga hari terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti “hari yang berlimpah dengan daging”.
Penyembelihan tidak boleh dilakukan sebelum pelaksanaan shalat Idul Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasululullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum shalat maka harus menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barang siapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah (sesudah shalat) dan sebutlah nama Allah.”
Setelah disembelih, daging hewan langsung diberikan kepada golongan fakir miskin yang mungkin dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan untuk mengkonsumsi daging, karena di luar jangkauan daya beli mereka. Apabila di daerah orang yang berkurban masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging, maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah yang betul-betul membutuhkannya.
Adapun hewan kurban yang disembelih, jika memiliki keleluasaan dana maka hendaknya yang jantan, yang gemuk dan bertanduk, sebagaimana kurban yang dilakukan oleh Rasululullah saw. Apabila tidak, maka yang menjadi syarat hewan kurban adalah tidak termasuk salah satu dari kategori yang empat.
Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam yang empat serta disahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn Ribban, Rasululullah bersabda, Empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban, pertama: hewan buta (sebelah) yang jelas butanya. Kedua, Binatang sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya. Ketiga: Binatang yang pincang, yang jelas pincangnya. Keempat: Binatang yang sudah tua yang tidak bersum-sum.”
Hikmah Kurban Pada Hari Raya Idul Adha
Menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Haji adalah juga untuk menghidupsuburkan salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang mendapatkan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat dicintainya, yaitu Nabiyullah Ismail AS, yang karena ketundukkannya kemudian Allah menggantikan dirinya dengan menyembelih seekoor kibasy (domba) yang terus berlanjut sampai akhir zaman, sebagaimana diungkapkan kisahnya dalam Al Quran surat Ash-Shaffat (37) ayat 102-111.
Sesungguhnya masih banyak hikmah yang dapat dipetik dari teladan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS ini. kepada kita yang bentuk syukurnya mewujud dalam prosesi ritual pelaksanaan syariat-Nya.
Allah berfirman dalam Q.S.22:36: “Dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta (binatang ternak) itu sebahagian dari syiar Allah. Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan tidak terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati) maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.”
Selain itu kurban adalah bentuk taqarrub (usaha mendekatkan diri) kepada Allah SWT karena kasih sayang kita pada sesama manusia, terutama pada golongan fakir miskin yang membutuhkannya. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini hubungan batin dan persaudaraan antara golongan yang berkecukupan dengan golongan yang berkekurangan akan terjalin. Menyayangi sesama manusia pada hakekatnya mengundang rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya yang ada di langit.
Rasululullah saw bersabda, “Sayangilah oleh kamu sekalian sesama manusia yang ada di muka bumi, maka pasti akan menyayangi kepad kamu makhluk yang ada di langit.” Berkurban juga menghidupsuburkan salah satu sunnah yang telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang kemudian berlanjut abadi sampai akhir zaman, sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran surat AshShaffat (37) 102-111:
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu”.
Ismail menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu: Insya Allah kamu akan mendapatkanku termasuk orang-orang yang sabar.”
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggil dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-rang yang datang kemudian, yaitu kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.”
Sebagaimana ummat Rasululullah saw, kaum muslimin diperintahkan mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya, “Katakanlah : Benarlah apa difirmankan Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik” (Q.S.3:95).
Karena itu jika Anda memiliki keleluasaan materi, marilah kita syiarkan Hari Raya Haj ini dengan penyembelihan hewan kurban. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua. Amin.

Pelajaran yang bisa kita petik dari ombak di laut


Pelajaran yang bisa kita petik dari ombak di laut dalam kehidupan kita adalah:
1. Keikhlasan.
2. Ketidak putus asaan.
3. Konsisten.
4. Kesetiaan

Mengapa saya mengambil kesimpulan bahwa "Keikhlasan" adalah melambangkan filosofi ombak laut? Karena jelas ombak laut akan selalu membasahi diri anda ketika anda berada di pantai, namun mereka tak pernah mengharapkan anda memberi imbalan apapun untuk semua perbuatannya, bahkan mereka tak pernah terpengaruh kepada perilaku anda yang kesal atas perbuatan mereka yang membuat anda basah kuyup sekujur tubuh. Itulah keikhlasan yang sebenarnya, tak mengharap imbalan dan tak terpengaruh oleh pujian ataupun cercaan.

Filosofi ombak laut yang kedua adalah Ketidak putus asaan. Coba lihat ombak akan selalu menghampiri dan mendekati anda, walaupun anda tak pernah menerima dan membiarkan mereka pergi, mereka akan datang lagi kepada anda dan melakukan hal yang sama, mereka akan melakukan itu tanpa merasa lelah sedikit pun, mereka tak pernah putus asa atas perilaku anda yang tak menghiraukan mereka.

Untuk masalah cinta kita juga bisa meniru apa yang dilakukan oleh ombak ini. Tapi jangan salah paham, saya bukan menyuruh anda untuk melakukan atau mengharapkan secara terus menerus kepada orang yang anda cintai untuk menerima anda jika dia sudah menolak anda. Jika orang yang anda cintai menolak anda tentu tidak etis untuk terus-menerus mengharapkannya atau memaksanya.

Kalau ingin mengambil pelajaran dari ombak laut dalam masalah cinta, inilah yang harus anda lakukan, jika dia menolak anda janganlah anda membencinya, namun tetap berbuatlah hal yang baik padanya tanpa ada imbalan apa pun, tetap sayangi dia walaupun tak ada harapan lagi untuk bersanding bersama, dan do'akanlah dia agar bahagia, dan lakukan ini terus-menerus seperti ombak laut yang tiada akhir.

Filosofi ombak laut yang ketiga adalah Konsisten, ombak laut akan melakukan hal yang sama sepanjang masa dan tak akan pernah berhenti sesaat pun.

Ke empat adalah Kesetiaan yang bisa kita petik pelajaran dari ombak laut. Ombak laut takkan pernah menyentuh, menghampiri, dan membasahi selain pantai. Hanya pantailah yang menjadi akhir dari tambatan kesetiaannya selamanya.

Sudahkah Anda seperti OMBAK LAUT saudaraku?